Pandemi COVID-19 di Indonesia hampir mencapai 10 bulan sejak rilis kasus pertama di Indonesia. Publik ramai membincang solusi mengatasi pandemi, khususnya bidang medis. Negara-negara saling berkompetisi menerbitkan sejumlah vaksin dan beradu dalam tingkat akurasi. Pada sisi yang lain, ada yang jarang tersorot perbincangan publik, tentang herbal. Beberapa waktu lalu jenis tumbuhan Eukaliptus sempat ramai menjadi perbincangan publik. Kini, Qust Al Hindi, menjadi salah satu produk yang ramai menjadi buah bibir.
Qust Al Hindi diyakini sebagai salah satu pengobatan ala Nabi Muhammad SAW. Beberapa marketplace telah menjual produk tersebut secara bebas, bahkan pasarnya adalah pasar internasional. Sejumlah kalangan menyebutkan terdapat khasiat pada sejumlah penyakit, termasuk beberapa gejala COVID-19. Namun tentu saja belum sampai pada tahap klaim bahwa ini adalah obat COVID-19, melainkan sebagai herbal pendukung. Qust Al Hindi merupakan produk herbal berupa bubuk dari salah satu jenis tumbuhan.
Lebih lanjut, kita tidak sedang membincang lebih dalam mengenai dunia kesehatan atau farmasi secara murni. Melainkan hanya merujuk pada sejumlah publikasi sebagai pendukung. Tentu saja karena medis dan farmasi bukan menjadi bidang studi saya. Saya justru tertarik untuk bertanya, jenis tanaman apa yang menjadi bahan Qust Al Hindi?
Identitas Tumbuhan
Kuth? Sebuah nama panggilan yang sebenarnya tidak hanya meruju satu jenis. Nama lokal seringkali memiliki variasi yang lebar antar jenis tumbuhan atau antar wilayah. Namun Kuth kali ini merujuk pada jenis tumbuhan dengan nama Saussurea costus. Karena pada pustaka lain, misalnya saja dalam Handbook of 200 Medicinal Plants dan salah satu publikasi dari Journal of Taibah University Medical Sciences, sempat menyebutkan terdapat jenis lain dengan nama qust yakni Costus speciosus.
Kembali kepada Saussurea costus, terdapat beberapa nama sebutan yang lain dalam istilah pasar, seperti Indian costus, dan Aucklandia costus, lain-lain. Merujuk pada sejumlah informasi yang tertera pada label. Jenis tumbuhan tersebut memiliki nama ilmiah Saussurea costus. Merujuk pada The Plant List S. costus memiliki beberapa nama sinonim antara lain adalah Saussurea lappa, Aucklandia costus, Aucklandia lappa, Aplotaxis lappa, dan Theodorea costus. Butola et.al. (2020) mencatat terdapat 62 spesies Saussurea di Kawasan Himalaya India. Dari 28 species, 27 species memiliki manfaat kesehatan, termasuk S. costus.
Saussurea costus merupakan anggota famili Asteraceae yang memiliki perawakan (habitus) sebagai herba yang dapat hidup tahunan. Pertumbuhan tingginya berkisar antara 1.5 meter hingga 2.5 meter. Akar dari kuth ini dapat mencapai 60 cm. Akar tersebut merupakan bahan utama yang akan dimanfaatkan oleh manusia.
Berbicara tentang habitat S. costus, ia merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah India. Habitatnya berada pada 3300 hingga 4000 mdpl. Namun, menurut catatan PROSEA, saat ini kuth dapat ditemukan disejumlah wilayah karena ekspor yang dilakukan pada abad ke-13. Begitu pula tanah eropa, menurut Akbar (2020) bangsa arab melakukan introduksi jenis ini ke tanah eropa.
Ragam Manfaat Kuth
Lalu apa manfaat jenis tumbuhan yang satu ini?
Berbincang soal S. costus ini saya takjub melihat sejumlah publikasi yang menyebutkan ragam manfaatnya. Pada paragraf sebelumnya Botula et.al. (2018) menyampaikan bahwa Kuth memiliki variasi pemanfaatan yang beragam. Obat herbal, parfum, hingga pestisida adalah contoh dari pemanfaatan kuth. Secara spesifik sebagai obat herbal, S.costus dimanfaatkan pada sejumlah penyakit seperti asma, batuk, diabetes, liver, masalah pada lambung hingga potensinya sebagai pada penyakit kanker (Botula et.al., 2018; Nadda et.al., 2020). Hal tersebut menyebabkan kuth memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Terlebih lagi tren penggunaan tumbuhan obat mengalami peningkatan. Kita ketahui bersama bahwa masyarakat mulai “back to nature” (bukan slogan gim Harvest Moon). WHO menyebutkan bahwa 60 persen masyarakat mengandalkan pengobatan herbal dan 80 persen masyarakat di negara berkembang bergantung pada pengobatan herbal (Khan dan Ahmad, 2019).
Masa Depan Kust
Baik Qust Al Hindi maupun secara spesifik Saussurea costus menjadi buruan masyarakat global. Kasana et.al. (2018) dalam sebuah publikasi menyebutkan bahwa S. costus termasuk jenis terancam dari Himalaya, India. Peningkatan tren kebutuhan akan tumbuhan obat menimbulkan dampak berupa eksploitasi berlebih pada S. costus. Berdasarkan potensi dan manfaat yang ada, Kuth memerlukan upaya konservasi sekaligus budidaya sebagai usaha pelestarian plasma nutfah dalam skala global.
Sumber gambar utama: Saussurea lappa, Plant, Dinesh Valke, WikimediaCommons; ShareAlike 2.0 Generic CC
BY-SA 2.0